Oktober 11, 2010

MALAM PROMNIGHT ALIA & RANI


Akhirnya UAN telah usai, siswa/I SMA Jaya Wijaya berencana akan melaksanakan promnight sebagai malam perpisahan sekolah mereka. Walaupun awalnya banyak pihak yang tidak setuju, tapi dengan semangat para panitia akhirnya acara tersebut mendapatkan persetujuan juga, dengan syarat tidak melewati batas yang telah ditentukan oleh pihak sekolah.
Wah…ternyata kabar ini membuat para murid bersorak gembira. Padahal acara promnight seminggu lagi, tapi semua murid sangat bersemangat sekali. Selain sibuk mencari pasangan yang cocok, mereka juga sibuk memilih – milih baju dan aksesoris yang cocok dan tidak norak buat dipakai.
Disaat para murid lainnya sedang bergembira, Alia malah merasa sedih. Karena selain gak ada tiket, dia juga tidak memiliki gaun buat acara promnight. Boro – boro mau beli gaun, makan buat sehari – hari aja susah. Maklum saja diantara teman – teman sekolah lainnya, Alia hanyalah orang biasa. Kalaupun dia bisa diterima di sekolah bonafit tersebut, itu karena dia adalah siswi yang berprestasi, jadi semua biaya sekolah ditanggung oleh pihak sekolah dan selain itu dia juga dapat membantu keluarganya dengan beasiswa yang diperoleh dari sekolah.
Disaat teman – temannya sibuk dengan persiapan promnight, Alia malah sibuk bantu ibunya membuat kue untuk dijual. Begitulah kegiatan sehari – hari yang dilakukan Alia bila libur sekolah atau tidak ada kegiatan sekolah. Ayah Alia hanyalah seorang pegawai swasta biasa, yang harus membiayai semua kebutuhan keluarga mereka.
“ Assalamu’alaikum….., Alia….Alia…..” sahut suara seseorang dari luar luar.
“ Walaikumsalam, iya bentar.” Jawab Alia dari dalam, sambil berlari kecil menuju luar rumah.
“ Wah….akhirnya aku nggak salah rumah lagi nih, syukur deh…”
“ Rani….! Ngapain…?” Tanya Alia dengan penasaran, kehadiran teman karibnya itu membuat dia terkejut.
“ Yok Ran, masuk, sorry ya…rumah aku agak panas.”
“ Yaelah…Al, biasa aja kali…!” jawab Rani, sambil melontarkan senyum kecil kearah Alia.
“ Bentar ya Ran, aku ambil minum dulu.”
“ Gak usah repot – repot Al, kayak tamu terhormat aja sih…”
Dari dapur Alia membawa dua gelas air putih, hanya air putih yang ada dirumah mereka.
“ Ada apa ya Ran, kok tumben datang kesini nggak kabarin dulu?”
“ Iya dong, aku itu kangen banget ama kamu, kalau aku kabarin nanti nggak supraise lagi.”
“ Walah….walah…pakai acara supraise – supraise segala toh…!”
“ Ha….ha….” mereka tertawa bersama.
“ Oya, acara promnight disekolah besok, kamu datang kan…?” Rani bertanya dan berharap sahabatnya itu menganggukkan kepala atau mengucapkan kata iya.
“ Hm….hm…kayaknya nggak mungkin deh Ran, aku itu nggak pantas ikut acara yang begituan.”
“ What….? Siapa bilang kamu nggak pantas ikut…?”
“ Kamu kayak nggak tau sikon aku aja sih, Ran…”
“ Maksud kamu….?”
“ Ikut Promnight kan harus beli tiket dulu, terus tema pakaiannya juga udah ditentuin pakai gaun. Darimana coba aku dapatin uang untuk beli gaun…?”
“ O….gitu toh…., Ha….ha….kamu lucu deh Al…!” Rani malah tertawa cengingiran saat mendengarkan penjelasan Alia.
“ Kok…kamu malah ketawa, Ran..?”
“ Ya….iyalah…masa…ya…iya dong….!” Lagi – lagi Rani berkomentar asal, sehingga membuat Alia merasa heran.
“ Ye…malah ketawa lagi. Kamu enak Ran, apa yang kamu mau pasti dikasih.”
“ Lho…kok malah jadi cemberut gitu sih….? Ini buat kamu dari aku!” Rani menyodorkan sebuah kotak yang cukup besar yang dihiasi pita berwarna pink.
“ Apaan ini Ran…? Aku kan enggak ulang tahun hari ini…?”
“ Udah deh..nggak usah banyak tanya. Buka aja langsung, biar nggak penasaran.” Alia membuka bungkusan kado itu dengan perlahan – lahan.
“ Ha…..? Rani…., ini kan tiket promnight dan gaun….?”
“ Iya…, anggap aja ini sebagai tanda terimakasih aku, karena kamu udah ngajarin aku belajar selama ini.”
“ Tapi…., ini pasti mahal banget, Ran…?”
“ Ini semua nggak seberapa, dibandingkan kebaikan kamu yang udah jadi sahabatku selama ini. Jadi, aku harap kamu mau nerimanya ya.”
“ Makasih ya Ran, kamu juga teman baikku.” Alia beranjak dari tempat duduknya dan memeluk erat sahabatnya itu, dan tanpa disadari air mata membasahi pipi Alia.
“ Ya udah, sekarang aku pulang dulu. Soalnya udah sore nih, takut kecarian orang rumah.”
“ Iya Ran, makasih banget…ya….”
“ Ok deh, jangan lupa besok malam kamu harus datang” Rani pun beranjak pulang setelah pamitan kepada Alia dan ibunya.

*******
Akhirnya hari yang ditunggu – tunggu tiba juga, di sebuah gedung yang cukup mewah telah berkumpul para murid dan guru SMA Jaya Wijaya. Mereka semua mempergunakan gaun dan jas andalan mereka dari berbagai merek yang terkenal. Suasana malam itu begitu indah dan menyenangkan, selain dekorasi gedung yang begitu terlihat mewah juga karena iringan hits terfavorit diera ini terlantun dengan merdunya.
Sedangkan Alia dan Rani duduk di belakang panggung, karena beberapa saat lagi Rani bakal tampil mengisi acara dengan membaca sebuah puisi. Tapi, tidak disangka – sangka saat namanya dipanggil. Rani malah tiba – tiba merasa sakit perut, dan dia meminta Alia menggantikan dirinya. Awalnya Alia tidak mau, karena dia merasa grogi dengan memakai pakaian seperti itu dihadapan orang banyak, terutama dihadapan para guru – guru. Setelah Rani membujuk dan merayu, akhirnya Alia beranjak menuju atas panggung.
Saat di atas panggung, semua mata menuju dirinya. Dengan memakai gaun tersebut membuat penampilan Alia berbeda dari hari – hari biasanya, para teman – teman sekolah dan bahkan para guru tertegun melihat dirinya. Bukan hanya saja karena penampilan, tapi karena cara dia membacakan puisi bertema persahabatan itu dengan penuh penghayatan, sehingga membuat suasana hening seketika. Di belakang panggung Rani tersenyum gembira, karena hari ini dia bisa memberikan kesempatan buat Alia untuk bisa merasakan kebahagiaan sepenuhnya, seperti yang diharapkan oleh Alia selama ini. Rani berharap setelah hari ini, teman - teman lainnya bisa mengerti bahwa orang yang biasa – biasa seperti Alia juga bisa tampil beda dan bahkan lebih cantik dari mereka – mereka yang suka mengejek dirinya.
Setelah membaca puisi Alia melontarkan sebuah kalimat yang membuat hati semua tamu menjadi tersentuh.
“ Malam ini Alia pengen ngucapin terima kasih buat seseorang yang telah menjadi sahabat Alia selama ini, yang selalu ada di saat Alia sedang susah maupun senang. Sahabat yang selalu mengerti diri Alia dan menerima Alia apa adanya, bukan ada apanya. Alia bisa hadir disini dan berdiri dihadapan teman – teman semuanya juga berkat dirinya, sosok seorang sahabat yang tidak akan pernah Alia lupain sampai kapanpun. Sahabat itu adalah Ameliarani, yah….dialah yang selalu memberikan semangat buat Alia”
Dari belakang panggung Rani tidak bisa menahan isak tangis yang memakasanya untuk mengeluarkan tetesan air mata. Dengan hati yang penuh gundah, Rani berlari menghampiri dan memeluk Alia yang ada di atas panggung, sambil melontarkan sebuah kaliamat.
“ Rani juga nggak akan pernah lupain Alia, karena Alia udah banyak membantu Rani selama ini.” Suasana malam itu benar – benar penuh rasa haru, kisah persahabatan Rani dan Alia membuat yang lain tidak sadar telah meneteskan air mata juga.
“ Plak….plak….”
Suara tepuk tangan dari para tamu yang hadir malam itu menambah suasana menjadi ramai, Alia dan Rani tersadar bahwa mereka dilihat oleh banyak orang. Dengan raut wajah yang malu, mereka menuruni anak tangga menuju kursi tamu.
Kali ini tidak ada pemilihan Quin & King, melainkan diganti menjadi pemilihan The Best Friendship. Tidak diduga dan disangka, Kepala sekolah mengumumkan yang menjadi The Best Friendship adalah Alia dan Rani. Akhir kata yang terucap dari bibir Rani adalah “ Persahabatan itu lebih berarti dari harta yang melimpah” Alia juga memberikan sepatah kalimat “ Seribu teman terlalu sedikit, tapi satu orang musuh terlalu banyak.” Kalimat yang mereka lontarkan penuh dengan makna yang dalam dan berharga untuk menjadi panutan dalam berteman.


NB : Cerita ini hanya fiktif belaka, berasal dari imajinasi penulis sendiri
By : Ais

0 komentar:

Posting Komentar